Suatu pagi di bulan Mei 1998, 20 tahun yang lalu. Kami sekitar 20an orang Pengurus Ormawa Undana sedang dalam kelas LKMM (Latihan Ketrampilan Manajemen Mahasiswa) Tingkat Menengah. Sesi pagi itu diisi oleh Dr. Alo Liliweri (kini Profesor), yang masuk sambil membagikan potongan kliping Harian Jawa Pos. Beta lupa tanggal terbitannya. Kliping itu berjudul : Pius Lustrilanang, dulunya orang baik. Prof. Alo meminta kami berkomentar atas kliping yang beliau bagikan. Beta ingat pasti komentar beta, bahwa jika dulunya dia orang baik maka berarti sekarang tidak lagi. Saat itu, Pius dan bbrp nama lainnya sedang menjadi perbicangan krn termasuk dalam korban penculikan tim Mawar Koppasus yg dilepaskan dalam keadaan selamat.
LKMM TM itu tidak tuntas karena bbrp saat kemudian gelombang demonstrasi menuntut reformasi merambah Undana. Suatu siang, Prof. August Benu, Rektor Undana saat itu, memanggil kami karena ada kiriman paket utk SMPT Undana. Ternyata kiriman itu berisi bh dan cd wanita. Entah siapa pengirimnya (ada yg mengatasnamakan Pengurus BEM se-Indonesia), beberapa universitas juga mendapat kiriman paket yg sama.
Prof. August juga mengkonfirmasikan adanya "sumbangan" 1000 dos air mineral sumbangan salah satu hotel ternama, yang diisukan milik salah seoran putra presiden Soehato. Menurut pihak hotel, ada mahasiswa yg meminta dukungan logistik utk pelaksanaan demontrasi menuntut Soeharto turun. Kiriman itu akhirnya ditolak krn Kami merasa tidak memintanya.
Menyikapi kondisi yang berkembang saat itu, Undana juga menyelenggarakan seminar di Gedung Rektorat (lama) utk menentukan sikap. Para panelis antara lain Ketua DPRD, Kapolda, Danrem dan Rektor Undana. Sementara seminar berlangsung, datanglah sekitar 3 truk bermuatan mahasiswa yg melakukan demonstrasi. Tiba-tiba kaca pintu Aula pecah dilempari batu. Keadaan tegang, para panelis sudah meninggalkan ruangan. Beberapa Dosen menenangkan mahasiswa yg sedang berteriak-teriak itu, termasuk Pak Fred Benu (Rektor saat ini, Profesor) yg hampir lepas jam tangannya. Sebelum chaos itu, betaMesa sempat berdiri dekat Pak Odi Pollo yg duduk mendengarkan uraian para panelis sambil mengorek2 kupingnya. Di sekitar Pak Odi, ada kurang lebih 4 atau 5 orang tegap berpakaian biasa. Kondisi saat itu membuat beta menduga bhw mereka itu intel yg menyamar.
Hasil dari seminar yg belum tuntas itu bhw Undana menuntut dan mendukung reformasi kepemimpinan nasional, dan dikirimkan ke Jakarta melalui Pimpinan DPRD NTT.
Eskalasi demo menurunkan presiden makin meningkat di mana2. Kami juga memutuskan utk ikut dlm demo besar2an tgl 20 Mei 1998. Mulai dari pagi hingga siang, konsentrasi mahasiswa di dua tempat yaitu Kampus Penfui dan Kampus lama Naikoten. Semua bersepakat utk melakukan long march dari Naikoten menuju Gedung DPRD di Jalan El Tari. Untuk mengantisipasi penyusup, tiap mahasiswa mengenakan pita, sesuai kesepakatan tiap fakultas 1 warna. Saat menuju Gedung Dewan, kami juga membawa tali sebagai pagar barisan di kiri dan kanan.
Sampai di Lapangan DPRD, ternyata sudah ada para wakil rakyat. Orasi mahasiswa tidak bertele-tele intinya mendesak Soeharto mundur jari jabatan Presiden. Saat dimintai respon wakil rakyat, Pak SP Soliwoa yang mengambil posisi utk menjawab tuntutan mahasiswa. Beta maju membawa mikropon ke podium dan KASEMA Marka - Marianus Kaat, secara spontan mengusung wireless. Intinya mereka juga mendukung tuntutan mahasiswa. Beta merasakan getaran suara beliau sampai2 mikropon yg dipegang juga ikut gemetar. Sungguh terasa kekuatan besar saat mahasiswa bersatu, dan esoknya Soeharto menyatakan lengser keprabon dari jabatan Presiden yg diembannya selama 32 tahun.
Foto milik kk Ansi RD : saat regenerasi Pengurus UKM Kesma
LKMM TM itu tidak tuntas karena bbrp saat kemudian gelombang demonstrasi menuntut reformasi merambah Undana. Suatu siang, Prof. August Benu, Rektor Undana saat itu, memanggil kami karena ada kiriman paket utk SMPT Undana. Ternyata kiriman itu berisi bh dan cd wanita. Entah siapa pengirimnya (ada yg mengatasnamakan Pengurus BEM se-Indonesia), beberapa universitas juga mendapat kiriman paket yg sama.
Prof. August juga mengkonfirmasikan adanya "sumbangan" 1000 dos air mineral sumbangan salah satu hotel ternama, yang diisukan milik salah seoran putra presiden Soehato. Menurut pihak hotel, ada mahasiswa yg meminta dukungan logistik utk pelaksanaan demontrasi menuntut Soeharto turun. Kiriman itu akhirnya ditolak krn Kami merasa tidak memintanya.
Menyikapi kondisi yang berkembang saat itu, Undana juga menyelenggarakan seminar di Gedung Rektorat (lama) utk menentukan sikap. Para panelis antara lain Ketua DPRD, Kapolda, Danrem dan Rektor Undana. Sementara seminar berlangsung, datanglah sekitar 3 truk bermuatan mahasiswa yg melakukan demonstrasi. Tiba-tiba kaca pintu Aula pecah dilempari batu. Keadaan tegang, para panelis sudah meninggalkan ruangan. Beberapa Dosen menenangkan mahasiswa yg sedang berteriak-teriak itu, termasuk Pak Fred Benu (Rektor saat ini, Profesor) yg hampir lepas jam tangannya. Sebelum chaos itu, betaMesa sempat berdiri dekat Pak Odi Pollo yg duduk mendengarkan uraian para panelis sambil mengorek2 kupingnya. Di sekitar Pak Odi, ada kurang lebih 4 atau 5 orang tegap berpakaian biasa. Kondisi saat itu membuat beta menduga bhw mereka itu intel yg menyamar.
Hasil dari seminar yg belum tuntas itu bhw Undana menuntut dan mendukung reformasi kepemimpinan nasional, dan dikirimkan ke Jakarta melalui Pimpinan DPRD NTT.
Eskalasi demo menurunkan presiden makin meningkat di mana2. Kami juga memutuskan utk ikut dlm demo besar2an tgl 20 Mei 1998. Mulai dari pagi hingga siang, konsentrasi mahasiswa di dua tempat yaitu Kampus Penfui dan Kampus lama Naikoten. Semua bersepakat utk melakukan long march dari Naikoten menuju Gedung DPRD di Jalan El Tari. Untuk mengantisipasi penyusup, tiap mahasiswa mengenakan pita, sesuai kesepakatan tiap fakultas 1 warna. Saat menuju Gedung Dewan, kami juga membawa tali sebagai pagar barisan di kiri dan kanan.
Sampai di Lapangan DPRD, ternyata sudah ada para wakil rakyat. Orasi mahasiswa tidak bertele-tele intinya mendesak Soeharto mundur jari jabatan Presiden. Saat dimintai respon wakil rakyat, Pak SP Soliwoa yang mengambil posisi utk menjawab tuntutan mahasiswa. Beta maju membawa mikropon ke podium dan KASEMA Marka - Marianus Kaat, secara spontan mengusung wireless. Intinya mereka juga mendukung tuntutan mahasiswa. Beta merasakan getaran suara beliau sampai2 mikropon yg dipegang juga ikut gemetar. Sungguh terasa kekuatan besar saat mahasiswa bersatu, dan esoknya Soeharto menyatakan lengser keprabon dari jabatan Presiden yg diembannya selama 32 tahun.
Foto wiki : saat Presiden Soeharto menyatakan mundur
Komentar
Posting Komentar