Moyang betaMesa dari pihak ibu, berasal dari Nusak OEpao, di ujung timur Pulau Rote. Menurut penuturan Mama Lina, kakeknya memiliki 3 orang anak, 2 laki-laki dan 1 orang perempuan.
Anak pertama bernama Yesaya Poeh, tinggal di Nusaklain, berprofesi sebagai guru agama yang mengajar berpindah-pindah di beberapa Nusak seperti OEpao, Bilba, Loleh dan Korbafo. Beliau menguasai bahasa Belanda dan saat penjajahan Jepang, beliau sempat ditangkap dan dibawa ke Baakarena disangka sebagai mata-mata Belanda.
Tuan Guru Yesaya PoEh menikah dengan Nyora Agustina Laor dan dikaruniai 8 orang anak, 7 perempuan dan 1 laki-laki.
Anak pertama perempuan, meninggal saat berumur kurang lebih 5 tahun. Anak kedua, mama Paulina, menikah dengan bapa Petan dikaruniai 2 orang anak perempuan yaitu susi Margaritha dan susi Yakoba)
Anak ketiga too Yulianus Hermanus, sekolah guru di Baun Amarasi dan kemudian menjadi guru. Too menikah dengan mamtoo Lenggu dan dikaruniai 1 orang anak laki-laki, bu Yulianus Hermanus. Too meninggal 3 hari sebelum anaknya lahir.
Anak keempat, mama Magdalena yang menikah dengan bapak dan dikaruniai 1 orang anak laki-laki, bu Ori.
Anak kelima seorang perempuan namun meninggal saat dilahirkan.
Anak keenam mama Gertruida, seorang guru yang pensiun sebagai Kepala SD Inpres 3 Baa, beliau tidak menikah.
Anak ketujuh yaitu mama Sofia yang menikah dengan bapak Laazar Sina dan dikaruniai 1 orang anak laki-laki bu Marthianus Jesaja.
Anak kedelapan mama Anna Jublina, menikah dengan bapak Octovianus Noenoehitoe dan dikaruniai 3 orang anak, susi Jesna, bu Foraendik dan betaMesa.
Mamanyora PoEh meninggal pada 1964 dan dimakamkan di BOEIN.
Tuan Guru Yesaya PoEh meninggal pada dan dimakamkan di Nusaklain
Anak kedua bernama Yosias PoEh, tinggal di Mokdale dan memiliki 1 orang anak perempuan bernama mama Rin yang menikah dengan bapak Bulan.
Anak ketiga bernama Welehlmina PoEh yang menikah dengan bapak Soa.
Anak pertama bernama Yesaya Poeh, tinggal di Nusaklain, berprofesi sebagai guru agama yang mengajar berpindah-pindah di beberapa Nusak seperti OEpao, Bilba, Loleh dan Korbafo. Beliau menguasai bahasa Belanda dan saat penjajahan Jepang, beliau sempat ditangkap dan dibawa ke Baakarena disangka sebagai mata-mata Belanda.
Tuan Guru Yesaya PoEh menikah dengan Nyora Agustina Laor dan dikaruniai 8 orang anak, 7 perempuan dan 1 laki-laki.
Anak pertama perempuan, meninggal saat berumur kurang lebih 5 tahun. Anak kedua, mama Paulina, menikah dengan bapa Petan dikaruniai 2 orang anak perempuan yaitu susi Margaritha dan susi Yakoba)
Anak ketiga too Yulianus Hermanus, sekolah guru di Baun Amarasi dan kemudian menjadi guru. Too menikah dengan mamtoo Lenggu dan dikaruniai 1 orang anak laki-laki, bu Yulianus Hermanus. Too meninggal 3 hari sebelum anaknya lahir.
Anak keempat, mama Magdalena yang menikah dengan bapak dan dikaruniai 1 orang anak laki-laki, bu Ori.
Anak kelima seorang perempuan namun meninggal saat dilahirkan.
Anak keenam mama Gertruida, seorang guru yang pensiun sebagai Kepala SD Inpres 3 Baa, beliau tidak menikah.
Anak ketujuh yaitu mama Sofia yang menikah dengan bapak Laazar Sina dan dikaruniai 1 orang anak laki-laki bu Marthianus Jesaja.
Anak kedelapan mama Anna Jublina, menikah dengan bapak Octovianus Noenoehitoe dan dikaruniai 3 orang anak, susi Jesna, bu Foraendik dan betaMesa.
Mama Nyora PoEh bersama Kaum Perempuan Gereja Menggelama.
Mamanyora PoEh meninggal pada 1964 dan dimakamkan di BOEIN.
Tuan Guru Yesaya PoEh meninggal pada dan dimakamkan di Nusaklain
Anak kedua bernama Yosias PoEh, tinggal di Mokdale dan memiliki 1 orang anak perempuan bernama mama Rin yang menikah dengan bapak Bulan.
Anak ketiga bernama Welehlmina PoEh yang menikah dengan bapak Soa.
Komentar
Posting Komentar