Beta sudah lama diajak teman-teman SD untuk mengikuti latihan beladiri. Sampai tamat SD bahkan sudah SMP kelas 2, beta belum tertarik untuk mengikuti latihan semacam itu. Memang saat masih kelas 4, ada tetangga kompleks yang menyewa trainer untuk melatih anakanya dan beta diajak ikut. Beta tidak tau pasti beladiri apakah itu, aliran pencak silat ataukah karate. Beberapa kali ikut latihan lalu si trainer tak muncul lagi.
Nah pada saat kelas 3 SMP, beta diajak sodara untuk berlatih di BLK Kupang. Ternyata itu adalah latihan silat Perisai Diri. Berpakaian putih, tidak seperti silat lain yang umumnya berseragam hitam.
Tiap hari Rabu dan Minggu sore, beta ikut latihan di BLK itu. Tidak banyak anggota baru, sekitar 11 atau 12 orang saja. Kami dilatih pukulan, tendangan dan tentu jurus2 (sikap) oleh para pelatih seperti Bu Tete, Bu Eras, Bu Sem, Bu Zabdi dan tentu saja Bu Fer. Anggota seangkatan Beta antara lain Nabas Muskanan, Piter Dethan dan sodaranya (Beta lupa nama karena dia tidak lama ikut latihan lalu berhenti), Franky Kawulusan dan adiknya yang juga tidak lama ikut lalu berhenti, Monika Saubaki, Santi Saubaki, Erwin Lalus, Yeni Lalus dan beberapa lagi tidak Beta ingat.
Latihannya menyenangkan sekaligus memusingkan. Kami mesti berlatih tendangan, pukulan yang benar dan keras sekaligus harus menghafal 8 Dasar Serang Hindar. Sudah tentu tidak boleh lupa atau main-main saat berlatih. Jika Bu Sem yang melatih maka kesalahan itu diganjar rol keliling tempat latihan. Bangunnya bisa seperti orang mabok dan ada bintang berputar-putar di kepala.
Ya, dengan berlatih Silat Perisai Diri, Beta mendapatkan banyak teman baru dan secara pribadi menambah rasa percaya diri. Tidak takut dan malu lagi jika bertemu orang baru.
Di tempat latihan juga ditanamkan sikap saling menghargai dan menghormati orang yang lebih tua serta senior. Di luar bisa saja dia lebih muda secara umur, namun di tempat latihan, tingkatannya lebih tinggi maka tetap diajarkan untuk saling menghargai.
Para pelatih juga mengajarkan bahwa Perisai Diri adalah suatu Keluarga Silat. Maka tidak boleh membeda-bedakan pelatih dan anggota hanya karena berbeda tempat latihan. Wajib saling asah, saling asih dan saling asuh sebagai sesama Anggota Keluarga Silat Nasional Indonesia Perisai Diri.
Beta mulai berlatih pada bulan Juli 1990 maka sesuai program latihan, 6 bulan kemudian Kami mengikuti Ujian Kenaikan Tingkat pada Bulan Desember bertempat di Kantor Gubernur NTT. Bersyukur Kami semua lulus naik tingkatan dengan hasil memuaskan. Seingat Beta, dari Tingkat Dasar Satu (1990) sampai Tingkat Hijau (1996), Beta selalu lulus sebagai salah satu peserta terbaik π.
SBS menarik ceritanya, rasanya perlu untuk semua anggota, biar dapat dirangkai dalam cerita lengkap supaya tidak tercecer lantaran kita malas menggores catatan
BalasHapusSBS Bu Nuel... tulisan ini hanya untuk mengingatkan π
BalasHapusTerimakasih sudah membaca dan maaf Bu, beta br sempat membalas....
Hormat dibri. πππ