Langsung ke konten utama

tentang beta Perisai Diri

 Beta sudah lama diajak teman-teman SD untuk mengikuti latihan beladiri. Sampai tamat SD bahkan sudah SMP kelas 2, beta belum tertarik untuk mengikuti latihan semacam itu. Memang saat masih kelas 4, ada tetangga kompleks yang menyewa trainer untuk melatih anakanya dan beta diajak ikut. Beta tidak tau pasti beladiri apakah itu, aliran pencak silat ataukah karate. Beberapa kali ikut latihan lalu si trainer tak muncul lagi. 

Nah pada saat kelas 3 SMP, beta diajak sodara untuk berlatih di BLK Kupang. Ternyata itu adalah latihan silat Perisai Diri. Berpakaian putih, tidak seperti silat lain yang umumnya berseragam hitam. 

Tiap hari Rabu dan Minggu sore, beta ikut latihan di BLK itu. Tidak banyak anggota baru, sekitar 11 atau 12 orang saja. Kami dilatih pukulan, tendangan dan tentu jurus2 (sikap) oleh para pelatih seperti Bu Tete, Bu Eras, Bu Sem, Bu Zabdi dan tentu saja Bu Fer. Anggota seangkatan Beta antara lain Nabas Muskanan, Piter Dethan dan sodaranya (Beta lupa nama karena dia tidak lama ikut latihan lalu berhenti), Franky Kawulusan dan adiknya yang juga tidak lama ikut lalu berhenti, Monika Saubaki, Santi Saubaki, Erwin Lalus, Yeni Lalus dan beberapa lagi tidak Beta ingat.

Beta dan Bu Zabdi (2019)

Latihannya menyenangkan sekaligus memusingkan. Kami mesti berlatih tendangan, pukulan yang benar dan keras sekaligus harus menghafal 8 Dasar Serang Hindar. Sudah tentu tidak boleh lupa atau main-main saat berlatih. Jika Bu Sem yang melatih maka kesalahan itu diganjar rol keliling tempat latihan. Bangunnya bisa seperti orang mabok dan ada bintang berputar-putar di kepala.

Ya, dengan berlatih Silat Perisai Diri, Beta mendapatkan banyak teman baru dan secara pribadi menambah rasa percaya diri. Tidak takut dan malu lagi jika bertemu orang baru.

Di tempat latihan juga ditanamkan sikap saling menghargai dan menghormati orang yang lebih tua serta senior. Di luar bisa saja dia lebih muda secara umur, namun di tempat latihan, tingkatannya lebih tinggi maka tetap diajarkan untuk saling menghargai. 

Beta dan Bu Fer (2014)

Para pelatih juga mengajarkan bahwa Perisai Diri adalah suatu Keluarga Silat. Maka tidak boleh membeda-bedakan pelatih dan anggota hanya karena berbeda tempat latihan. Wajib saling asah, saling asih dan saling asuh sebagai sesama Anggota Keluarga Silat Nasional Indonesia Perisai Diri.

Beta dan om Mad Badu (2015), salah satu senior terbaik yang sempat menjalani program Pelatnas. Saat Beta masuk, om Mad sudah tingkatan Calon Keluarga (Cakel).

Beta mulai berlatih pada bulan Juli 1990 maka sesuai program latihan, 6 bulan kemudian Kami mengikuti Ujian Kenaikan Tingkat pada Bulan Desember bertempat di Kantor Gubernur NTT. Bersyukur Kami semua lulus naik tingkatan dengan hasil memuaskan. Seingat Beta, dari Tingkat Dasar Satu (1990) sampai Tingkat Hijau (1996), Beta selalu lulus sebagai salah satu peserta terbaik πŸ˜€.

Beta bersama Bu Sem dan Mas Viktor, salah satu senior terbaik yang juga sempat menjadi penghuni Pelatnas.

Salah satu foto kenangan saat Beta ikut pertandingan (1993) diantar Bu Anus Manuain dan Bu Hez Thung

Beta bersama Mas Mad dan Bu PM Maks (2019)

Beta bersama para Pelatih PD Kota Kupang (2021)

Beta Tingkat Hijau Biru, berlatih teknik Harimau.

 


Komentar

  1. SBS menarik ceritanya, rasanya perlu untuk semua anggota, biar dapat dirangkai dalam cerita lengkap supaya tidak tercecer lantaran kita malas menggores catatan

    BalasHapus
  2. SBS Bu Nuel... tulisan ini hanya untuk mengingatkan πŸ˜€
    Terimakasih sudah membaca dan maaf Bu, beta br sempat membalas....
    Hormat dibri. πŸ™πŸ™πŸ™

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Noenoehitoe

MARGA SAYA NOENOEHITOE Terlahir dalam komunitas berpaham patriakhal di Pulau Rote - NTT, saya mendapatkan warisan marga dari bapak yaitu Noenoehitoe. Jadi mau tidak mau, saya mesti meneruskan marga ini. Ada banyak pihak yang menduga bahwa marga kami ini berasal dari Maluku. Mungkin karena ada kesamaan bunyi dengan marga Manhitu ataupun Tahitoe. Bahkan ada yang bersikeras menyebutkan kisah bahwa moyang Noenoehitoe datang dari Ambon ke Rote sebagai penyebar Injil yang diutus oleh Belanda. Beberapa waktu yang lalu bahkan ada seorang teman yang menceritakan bahwa ada Peneliti dari sebuah Institut di Kupang yang sedang menyusun naskah histori tentang gelombang migrasi orang-orang Maluku ke Timor termasuk Rote.  Saya cuma senyum saja untuk menenangkan hati mereka. Sejarah dan silsilah mengenai marga Noenoehitoe ini pernah dituliskan oleh Pdt. Jermias Petrus Nunuhitu (manuskrip, 1955) dan juga ada dalam buku berjudul Anak Membela Bapak yang ditulis oleh Dj. Messakh yang d...

tentang wasiat

WASIAT NOENOEHITOE Catatan dari Pdt. Jermias Petrus Noenoehitoe (1955) 1.       Bahwa pada zaman dahulu kala, maka turunan Nunuhitu (Noenoehitoe) mulai dari Rondo Nunu yang biasa disebutkan turunan Rondotein dalam suku Mbura Lae di negeri Thie, pulau Rote, biasa memakai nama (fam) Pandie , yaitu nama dari neneknya Pandi Fora (Pupu : V, lihat silsilah). Akan tetapi pada tahun 1872, maka nama Pandie itu diganti dengan nama Messakh oleh almarhum Raja Thie Jonas Nicolas Messakh pada ketika Jacob Arnolus Pandie (Fora Rondo) dinikahkan dengan tunangannya Wilhelmina Johanis di Kantor Ba’a. Pertukaran nama itu terjadi lantaran fam. Messakh (Bessitein) dan fam. Pandie (Rondotein) sejak itu mereka hidup dalam persahabatan yang karib , seolah-olah saudara sekandung adanya. 2.       Lantaran zaman beredar, musim beralih, maka pada tahun 1935, Guru Pension Gabriel Arnolus Messakh dapat memilih  satu nama yang baru, yang...

tentang Suku-suku nusak Thie / Tii

Orang-orang Thie 25 Suku disalin dari tulisan tangan Bapak Octovianus Noenoehitoe (1934 – 2016) Golongan Raja (Sabarai) : 1.       MburalaE 2.       HenulaE 3.       SabalaE 4.       Nggaupandi 5.       Tolaumbuk 6.       Meoleok 7.       Pandi 8.       Kolek Leoanak : a.       Sua b.       LeE c.        Musuhu d.       Kona e.       Kanaketu Golongan Fetor (Taratu) : 1.       Ndanafeo 2.       Nallefeo 3.       Mesafeo 4.       Todefeo 5.       Moiumbuk 6.     ...