Langsung ke konten utama

 tentang Om Kobus

Paitua Kobus tinggal di kampung selama ini dan untuk suatu keperluan yang mendadak, orang tua dong suru om Kobus yang datang Kupang untuk selesaikan itu hal. Selama di kota, om Kobus amati dan cermati berbagai hal kehidupan orang kota. Beberapa hari kemudian om Kobus pulang kembali kampung. Itu malam, orang tua dong bakumpul untuk mo dengar om Kobus pung cerita. Dia kastau tentang misi yang selesai dengan baik dan beberapa cerita tentang keadaan kota. Ju satu mamtua tanya, Kobus lu di Kupang nae bemo bass ko sonde?
Om Kobus jawab, awi bemo di kota ni kalo putar lagu, ketong pung kaki tangan dong gamatar.
Kenapa?
Ko dia pung bass talalu dis tum tum na. Jadi lu nae bemo apa?
Amakeh, bemo bambanya, masing-masing deng dia pung nama. Ada Widuri, Marlboro, Fujicolor, Maradona, Hao Waje, Waje Deo, Karang Teguh, Nusa Cendana, Rindu deng Bo'nim.
Hah, ada bemo nama Bo'nim ju?
Iya, itu bemo yang bet paleng suka karna dia pung nama pake ketong pung bahasa.
Ju Kubus pung cerita su abis.
Ini Bo'nim pung lagu, Rivers of Babylon.
https://www.youtube.com/watch?v=l3QxT-w3WMo

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Noenoehitoe

MARGA SAYA NOENOEHITOE Terlahir dalam komunitas berpaham patriakhal di Pulau Rote - NTT, saya mendapatkan warisan marga dari bapak yaitu Noenoehitoe. Jadi mau tidak mau, saya mesti meneruskan marga ini. Ada banyak pihak yang menduga bahwa marga kami ini berasal dari Maluku. Mungkin karena ada kesamaan bunyi dengan marga Manhitu ataupun Tahitoe. Bahkan ada yang bersikeras menyebutkan kisah bahwa moyang Noenoehitoe datang dari Ambon ke Rote sebagai penyebar Injil yang diutus oleh Belanda. Beberapa waktu yang lalu bahkan ada seorang teman yang menceritakan bahwa ada Peneliti dari sebuah Institut di Kupang yang sedang menyusun naskah histori tentang gelombang migrasi orang-orang Maluku ke Timor termasuk Rote.  Saya cuma senyum saja untuk menenangkan hati mereka. Sejarah dan silsilah mengenai marga Noenoehitoe ini pernah dituliskan oleh Pdt. Jermias Petrus Nunuhitu (manuskrip, 1955) dan juga ada dalam buku berjudul Anak Membela Bapak yang ditulis oleh Dj. Messakh yang d...

tentang wasiat

WASIAT NOENOEHITOE Catatan dari Pdt. Jermias Petrus Noenoehitoe (1955) 1.       Bahwa pada zaman dahulu kala, maka turunan Nunuhitu (Noenoehitoe) mulai dari Rondo Nunu yang biasa disebutkan turunan Rondotein dalam suku Mbura Lae di negeri Thie, pulau Rote, biasa memakai nama (fam) Pandie , yaitu nama dari neneknya Pandi Fora (Pupu : V, lihat silsilah). Akan tetapi pada tahun 1872, maka nama Pandie itu diganti dengan nama Messakh oleh almarhum Raja Thie Jonas Nicolas Messakh pada ketika Jacob Arnolus Pandie (Fora Rondo) dinikahkan dengan tunangannya Wilhelmina Johanis di Kantor Ba’a. Pertukaran nama itu terjadi lantaran fam. Messakh (Bessitein) dan fam. Pandie (Rondotein) sejak itu mereka hidup dalam persahabatan yang karib , seolah-olah saudara sekandung adanya. 2.       Lantaran zaman beredar, musim beralih, maka pada tahun 1935, Guru Pension Gabriel Arnolus Messakh dapat memilih  satu nama yang baru, yang...

tentang Suku-suku nusak Thie / Tii

Orang-orang Thie 25 Suku disalin dari tulisan tangan Bapak Octovianus Noenoehitoe (1934 – 2016) Golongan Raja (Sabarai) : 1.       MburalaE 2.       HenulaE 3.       SabalaE 4.       Nggaupandi 5.       Tolaumbuk 6.       Meoleok 7.       Pandi 8.       Kolek Leoanak : a.       Sua b.       LeE c.        Musuhu d.       Kona e.       Kanaketu Golongan Fetor (Taratu) : 1.       Ndanafeo 2.       Nallefeo 3.       Mesafeo 4.       Todefeo 5.       Moiumbuk 6.     ...